CONTOH KASUS
A. Pertambahan Jumlah Penduduk dan Keseimbangan Lingkungan
Perkembangan
jumlah penduduk yang cepat serta perkembangan teknologi yang makin maju, telah
mengubah pola hidup manusia. Bila sebelumnya kebutuhan manusia hanya terbatas
pada kebutuhan primer dan sekunder, kini kebutuhan manusia telah meningkat
kepada kebutuhan tersier yang tidak terbatas. Kebutuhan manusia tidak hanya
sekedar kebutuhan primer untuk dapat melangsungkan kehidupan seperti makan dan
minum, pakaian, rumah, dan kebutuhan sekunder seperti kebutuhan terhadap
pendidikan, kesehatan, akan tetapi telah meningkat menjadi kebutuhan tersier
yang memungkinkan seseorang untuk memilih kebutuhan yang tersedia. Kebutuhan
tersier telah menyebabkan perubahan yang besar terhadap pola hidup manusia menjadi
konsumtif.
B. Hubungan antara pertambahan jumlah penduduk dan keseimbangan lingkungan
Seiring
meningkatnya kebutuhan hidup manusia karena pertambahan jumlah penduduk dunia
serta meningkatnya kesejahteraan hidup yang disertai meningkatnya kebutuhan
hidup manusia di satu pihak, dan kemapuan teknologi modern yang mempermudah
manusia mengolah sumberdaya alam yang terbatas, seringkali kearifan lingkungan
yang mereka kembangkan sebagai kendali terlupakan. Pengolahan sumberdaya alam
dan pengelolaan lingkungan yang sehat diabaikan demi terpenuhinya kebutuhan
hidup manusia yang cenderung terus meningkat dalam jumlah, ragam dan mutunya.
Pesatnya kemajuan teknologi modern tidak secara berimbang diikuti dengan
perkembangan pranata sosial sebagai kendali sehingga dapat merusak keseimbangan
lingkungan hidup (ecological equilibrium).
Di
akhir tahun 2011 ini prediksi dari BKKBN menyebutkan kalau penduduk Indonesia
mencapai angka 241 juta jiwa. Untuk penduduk dunia, diprediksi akan mencapai
angka 7 Miliar jiwa. Dengan jumlah yang terus bertambah, daya dukung dan daya
tampung lingkungan akan semakin menurun apabila tidak diimbangi dengan
pembangunan yang arif dan berkelanjutan.
C. Bentuk
kerusakan lingkungan akibat pertambahan jumlah penduduk
Populasi
manusia secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi keadaan alam.
Semakin banyak manusia tinggal di suatu daerah maka kebutuhan hidup juga
bertambah. Dengan bertambahnya manusia yang berperan sebagai konsumen, para
produsen memproduksi produk mereka agar memenuhi kebutuhan konsumen mereka.
Sedangkan semakin banyak produk yang dikeluarkan oleh industri maka semakin
banyak pula dampaknya terhadap lingkungan hidup.
Kerusakan
lingkungan yang disebabkan kegiatan manusia jauh lebih besar dibandingkan
dengan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh proses alam. Kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan manusia berlangsung secara terus
menerus dan makin lama makin besar pula kerusakan yang ditimbulkannya.
Kerusakan lingkungan yang disebabkan kegiatan manusia terjadi dalam berbagai
bentuk seperti pencemaran, pengerukan, penebangan hutan untuk berbagai
keperluan, dan sebagainya.
Limbah-limbah
yang dibuang dapat berupa limbah cair maupun padat, bila telah melebihi ambang
batas, akan menimbulkan kerusakan pada lingkungan, termasuk pengaruh buruk pada
manusia. Salah satu contoh kasus pencemaran terhadap air yaitu “Kasus Teluk
Minamata” di Jepang. Ratusan orang meninggal karena memakan hasil laut yang
ditangkap dari Teluk Minamata yang telah tercemar unsur merkuri (air raksa). Merkuri
tersebut berasal dari limbah-limbah industri yang dibuang ke perairan Teluk
Minamata sehingga kadar merkuri di teluk tersebut telah jauh di atas ambang
batas.
Kasus-kasus
pencemaran perairan telah sering terjadi karena pembuangan limbah industri ke
dalam tanah, sungai, danau, dan laut. Kebocoran-kebocoran pada kapal-kapal
tanker dan pipa-pipa minyak yang menyebabkan tumpahan minyak ke dalam perairan,
menyebabkan kehidupan di tempat itu terganggu, banyak ikan-ikan yang mati,
tumbuh-tumbuhan yang terkena genangan minyak pun akan musnah pula.
Pengerukan
yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan seperti pertambangan batu bara,
timah, bijih besi, dan lain-lain telah menimbulkan lubang-lubang dan cekungan
yang besar di permukaan tanah sehingga lahan tersebut tidak dapat digunakan
lagi sebelum direklamasi.
Penebangan-penebangan
hutan untuk keperluan industri, lahan pertanian, dan kebutuhan-kebutuhan
lainnya telah menimbulkan kerusakan lingkungan kehidupan yang luar biasa.
Kerusakan lingkungan kehidupan yang terjadi menyebabkan timbulnya lahan kritis,
ancaman terhadap kehidupan flora, fauna dan kekeringan.
Bumi
ini diwariskan dari nenek moyang kita dalam keadaan yang sangat berkualitas dan
seimbang. Nenek moyang kita telah menjaga dan memeliharanya bagi kita sebagai
pewaris bumi selanjutnya, sehingga kita berhak dan harus mendapatkan kualitas
yang sama persis dengan apa yang didapatkan nenek moyang kita sebelumnya. Oleh
karena itu pembangunan berkelanjutan sangat diharapkan untuk dapat membentuk
kehidupan yang lebih baik.
No comments:
Post a Comment